Kabar Vaksin Sinovac Covid-19 Masih dalam Tahap Pengujian

Vaksin Sinovac

Masa pandemik seperti sekarang ini, kita wajib mematuhi protokol kesehatan, benar bukan? Ingin mengetahui bagaimana perkembangan covid-19 yang masih saja tak kunjung pulih di tanah air kita ini? Beraktivitas kemanapun sangat sulit, bahkan sampai diperketat. Salah satu cara untuk mengatasi dalam kegiatan aktivitas kita sehari-hari di masa pandemik seperti sekarang ini, dimudahkan oleh media sosial. Cara kita agar mengetahui berita secara aktual dan faktual terkait perkembangan covid-19 adalah dengan mengakses aplikasi Halodoc. Aplikasi Halodoc suatu aplikasi yang mampu menjawab terkait persoalan kesehatan dan lebih kerennya lagi kita dapat sharing langsung dengan dokternya. Terdapat juga fitur-fitur artikel yang membahas mengenai covid-19 dan kesehatan lainnya, dan masih banyak lagi.

(Kabar vaksin)

Beredarnya isu penyembuh dari covid-19 sudah merebak keseluruh penjuru Indonesia. Diketahui bahwa vaksin-lah yang dapat membunuh virus tersebut. Vaksin tiba di Indonesia pada Ahad (6/12) malam, sebanyak 1,2 juta dosis Vaksin Covid-19. Kendati demikian, Vaksin tidak bisa digunakan untuk penyuntikan. Karena, Vaksin akan mengalami proses uji klinis fase interim report pada akhir Januari 2021. Tim Mikro Uji Klinis Vaksin Universitas Padjajaran Sunaryati Sudigdoadi mengatakan, sebanyak 1.620 relawan telah direkrut untuk menjalani uji klinik fase 3 vaksin ini di Bandung, Jawa Barat. Kemudian semua relawan sudah disuntik dua kali, tingga menunggu hasilnya. “Sejauh ini uji klinik berlangsung baik, tidak ada yang serius. Efeknya sama seperti imunisasi yang lain,” ujar Sunaryati saat berbicara di sebuah diskusi virtual bertema Stelah Vaksin Datang, Sabtu (12/12).

(Bagaimana keamanan vaksin setelah disuntikan ke relawan?)

Relawan yang disuntik sebagai uji coba vaksin merupakan tenaga kesehatan, aparat TNI Polri, Aparatur Sipil Negara (ASN), dan mereka yang bekerja sebagai pelayanan publik. Menurut Erni— bukan nama sebenarnya – adalah perawat salah satu rumah sakit tujukan Covid-19 di Jakarta. Ia mengaku khawatir menjadi yang pertama mendapat vaksinasi karena belum ada jaminan keamanan terkait efek sampingnya. “Kalau jadi bahan percobaan ya tajut. Karena kan dibilang, ittu tahap uji coba. Terus misalnya, saya punya komorbid (penyakit penyerta) yang berbahaya … bisa terjadi bahaya ke saya,” katanya BBC NEWS Indonesia, Senin (14/12).

Munculnya keragu-raguan dalam tenaga kesehatan untuk mendapat vaksin dikarenakan munculnya desas-desus Ikatan Dokter Indonesia yang menolak penyuntikan Vaksin Sinovac yang berasal dari China. Vaksin didatangkan di Indonesia pada 6 Desember 2020 lalu sebanyak 1,2 juta dosis, yang belum selesai di evaluasi melewati fase uji klinis ketiga.

(Tenaga kesehatan menjadi sasaran model percobaan vaksin)

IDI Halik Malik yang dalam wawancara BBC News Indonesia mengklarifikasi kisruh penolakan untuk disuntik vaksin menurutnya, akan lebih ideal jika pera dokter yang menjadi contoh penerapan Vaksin Covid-19. “Sebaliknya, IDI menghimbau agar semua pihak mendukung upaya baksinasi covid-19 di Indonesia dan yakin dengan vaksin yang ada karena sebelum digunakan semua platform vaksin yang ada itu telah melalui seranfkaian proses penilaian oleh para ahli yang kompeten dan otoritas yang berwenang,” kata Halik kepada BBC News Indonesia, Senin (14/12).

“Jadi, tenaga kesehatan diharapkan bisa menjadi role model untuk pelayanan vaksinasi ke depan, karena mereka yang pertama divaksinasi, kemudian mereka yang memiliki keilmuan terkait vaksin dan pentingnya vaksinansi ini, mereka diharapkan bisa jadi komunikator yang handal di masyarakat,” kata Halik.

Referensi:

  • BBC News Indonesia. Diakses pada 15 Desember 2020. Vaksin Covid-19: Keragu-raguan tenaga kesehatan untuk disuntik vaksin Sinovac, ‘kalau jadi bahan percobaan  ya takut’
  • REPUBLIKA.co.id. Diakses pada 16 Desember 2020.  BPOM Diminta professional dan Transparan Uji Vaksin Sinovac

Related posts